jejakcerita.com – Ibrahim Sjarief Assegaf, suami dari Najwa Shihab dan Komisaris Utama Narasi, meninggal dunia pada Selasa, 20 Mei 2025. Ia mengembuskan napas terakhir di RS Pusat Otak Nasional, Jakarta, setelah mengalami pendarahan otak pasca-stroke. Kabar duka ini dikonfirmasi langsung oleh Narasi melalui akun resmi mereka di X.
“Telah berpulang Ibrahim Sjarief bin Husein Ibrahim Assegaf, Komisaris Utama Narasi dan suami dari pendiri Narasi, Najwa Shihab,” tulis Narasi.
merupakan kondisi medis serius yang membutuhkan penanganan segera. WHO menyebut stroke sebagai penyebab kematian kedua di dunia dan salah satu penyebab utama disabilitas jangka panjang. Di Indonesia, menurut Riskesdas 2018, prevalensi mencapai 10,9 per mil dan terus meningkat.
“Baca Juga: Realme Kolaborasi dengan Aston Martin F1 untuk GT 7″
Mengenal Stroke: Jenis, Gejala, dan Faktor Risiko
Secara medis, stroke terjadi saat suplai darah ke otak terganggu atau berkurang drastis. Hal ini menyebabkan jaringan otak kekurangan oksigen dan nutrisi, sehingga sel-sel otak mulai mati dalam hitungan menit.
Stroke terbagi menjadi dua jenis utama. iskemik disebabkan oleh penyumbatan pembuluh darah, biasanya karena gumpalan darah.hemoragik terjadi akibat pecahnya pembuluh darah di otak, sering kali akibat tekanan darah tinggi atau aneurisma.
Gejala muncul tiba-tiba, seperti mati rasa pada wajah, lengan, atau kaki, terutama di satu sisi tubuh. Tanda lainnya meliputi kesulitan bicara, gangguan penglihatan, pusing, dan sakit kepala parah tanpa sebab jelas.
Faktor risiko stroke terbagi dua, yaitu yang bisa diubah dan yang tidak. Faktor yang bisa dikendalikan meliputi hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi, merokok, alkohol, pola makan buruk, dan gaya hidup pasif. Mengelola faktor ini dapat mengurangi risiko stroke secara signifikan.
“Baca Juga: MediaTek Kembangkan Chip 2nm untuk Dimensity 9600″
Tangani Stroke dengan Gaya Hidup Sehat serta Penanganan Medis yang Tepat
Pencegahan stroke dimulai dengan perubahan gaya hidup sehat dan pengendalian kondisi medis yang mendasarinya. Masyarakat disarankan mengadopsi pola makan seimbang yang rendah garam dan lemak jenuh. Aktivitas fisik rutin seperti berjalan kaki 30 menit setiap hari juga membantu menjaga kesehatan pembuluh darah.
Berhenti merokok dan membatasi konsumsi alkohol menjadi langkah penting dalam menurunkan risiko stroke. Selain itu, pemeriksaan tekanan darah, kadar gula darah, dan kolesterol secara rutin sangat dianjurkan, terutama bagi individu dengan riwayat penyakit kardiovaskular.
Bagi penderita fibrilasi atrium, dokter mungkin akan meresepkan obat pengencer darah untuk mencegah pembentukan gumpalan yang dapat menyebabkan stroke.
Pengobatan tergantung pada jenis yang dialami pasien. iskemik biasanya ditangani dengan terapi trombolitik, yaitu pemberian obat penghancur bekuan darah dalam waktu tiga hingga empat jam setelah gejala muncul.
Pada stroke hemoragik, dokter dapat melakukan tindakan operasi untuk menghentikan perdarahan atau menurunkan tekanan dalam otak. Penanganan cepat sangat menentukan tingkat keparahan kerusakan otak yang terjadi.
Setelah fase akut, pasien membutuhkan rehabilitasi intensif. Terapi fisik, okupasi, dan terapi bicara membantu memulihkan kemampuan gerak, kemandirian, serta komunikasi.
Karena dampaknya luas, menjadi isu medis, sosial, dan ekonomi yang serius. Edukasi masyarakat tentang deteksi dini, pencegahan, dan pengelolaan risiko stroke harus menjadi prioritas dalam sistem pelayanan kesehatan.