Jejak cerita – Senyawa Bisphenol A (BPA) telah menjadi perhatian serius dalam dunia kesehatan karena potensinya memicu berbagai gangguan kesehatan, termasuk risiko diabetes. Namun, bagaimana sebenarnya BPA dapat mempengaruhi tubuh sehingga meningkatkan risiko diabetes?
BPA adalah bahan kimia yang umum digunakan dalam berbagai produk konsumen, seperti botol plastik dan kemasan makanan. Penggunaan produk-produk ini, terutama yang terbuat dari plastik yang mengandung BPA, dapat membuat senyawa kimia ini larut ke dalam makanan atau minuman yang dikonsumsi. Akibatnya, BPA dapat masuk ke dalam tubuh manusia jika terpapar dalam jangka waktu yang lama.
“Baca juga: Penyakit Jantung di Usia Muda, Mengenali Gejala & Penyebabnya”
Penelitian yang dilakukan oleh West Virginia University School of Medicine pada tahun 2011 menunjukkan adanya korelasi antara tingkat BPA dalam urine dan risiko diabetes. Dalam studi ini, lebih dari 4.000 orang dewasa yang diikutsertakan menunjukkan bahwa partisipan dengan tingkat BPA yang tinggi memiliki risiko 68 persen lebih besar untuk mengembangkan diabetes dibandingkan dengan mereka yang tingkat BPA-nya rendah.
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Cermin Dunia Kedokteran. BPA dikategorikan sebagai senyawa pengganggu endokrin (endocrine disruptor) yang dapat mempengaruhi fungsi sistem endokrin tubuh manusia. Penggunaan BPA secara terus-menerus dapat mengganggu keseimbangan hormon alami dalam tubuh, yang berujung pada berbagai gangguan endokrin dan metabolik, termasuk diabetes.
BPA bekerja dengan mengikat dirinya pada reseptor estrogen di dalam tubuh manusia. Hal ini dapat mengganggu metabolisme glukosa, metabolisme lemak, serta menurunkan sensitivitas terhadap insulin. Dalam jangka panjang, paparan kronis terhadap BPA dapat mengganggu produksi hormon insulin di pankreas. Yang berdampak pada pengolahan gula darah dalam tubuh dan memicu perkembangan diabetes tipe 2.
“Simak juga: Berolahraga Di Pagi Hari Usia 40 Tahun Menjaga Kebugaran”
Prof. Junaidi Khotib dari Fakultas Farmasi Universitas Airlangga menjelaskan bahwa BPA dapat meniru hormon alami dan mengganggu fungsi normal sistem endokrin tubuh manusia. Gangguan ini tidak hanya berpotensi menyebabkan diabetes. Tetapi juga mempengaruhi pertumbuhan, pubertas, fertilitas, serta meningkatkan risiko penyakit jantung dan tekanan darah tinggi dalam jangka panjang.
Paparan BPA dapat meningkatkan risiko diabetes melalui gangguan sistem endokrin dan metabolik tubuh. Dengan memahami mekanisme dan bahayanya, penting untuk mengambil langkah-langkah pencegahan sejak dini. Menghindari paparan BPA dalam produk-produk konsumen dan memilih alternatif yang lebih aman dapat membantu melindungi kesehatan jangka panjang. Dengan begitu, kita dapat menjaga keseimbangan hormonal dan mengurangi risiko gangguan kesehatan serius di masa mendatang.