Jejak Cerita – Bitcoin mengalami penurunan signifikan ke level $50.000 dalam tiga hari terakhir, dipicu oleh beberapa faktor yang mempengaruhi pasar kripto. Inilah tiga pengaruh utama yang menyebabkan koreksi ini:
Pada akhir pekan lalu, data Non-Farm Payroll (NFP) AS menunjukkan penurunan yang signifikan, mencerminkan kondisi ketenagakerjaan yang masih rentan di tengah pemulihan ekonomi yang lambat pasca-pandemi. Kenaikan tingkat pengangguran juga meningkatkan kekhawatiran akan potensi resesi, mendorong investor untuk menarik investasi dari aset berisiko tinggi seperti Bitcoin.
“Baca Juga: Bank Dunia Mengingatkan Indonesia, Perihal Middle Income Trap”
Bank of Japan baru-baru ini menaikkan suku bunga acuannya, mengurangi daya tarik strategi leverage yang banyak digunakan investor dengan meminjam dalam yen untuk berinvestasi di aset dengan return lebih tinggi. Hal ini memicu likuidasi besar-besaran di pasar, termasuk aset kripto, yang semakin menekan harga Bitcoin.
Ketidakpastian global dan kekhawatiran yang meluas di kalangan investor besar memicu likuidasi sekitar $400 juta di pasar kripto. Investor besar menjual aset mereka untuk mengamankan dana dalam kondisi pasar yang tidak stabil. Keadaan ini memperburuk penurunan harga Bitcoin dan aset kripto lainnya.
Pergerakan harga Bitcoin ke $50.000 menyoroti pentingnya memahami dinamika pasar global dan kebijakan ekonomi dalam pengambilan keputusan investasi. Meskipun terjadi koreksi tajam, daerah $50.000 masih menjadi support kuat, yang membatasi penurunan lebih lanjut dalam jangka pendek.
Meskipun sentimen pasar saat ini cenderung negatif, koreksi ke $50.000 bisa menjadi kesempatan beli potensial. Ini terutama jika Bitcoin masuk ke kondisi oversold menurut indikator RSI. Investor yang berani mungkin melihat peluang untuk memulai akumulasi di level ini, dengan potensi pemulihan harga menuju $60.000 dalam jangka panjang.
Pemahaman mendalam terhadap faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi Bitcoin adalah kunci untuk menghadapi volatilitas pasar dengan bijak. Sementara prospek jangka pendek mungkin tetap menantang, pengetahuan yang tepat dapat membantu investor mengidentifikasi peluang dan risiko yang tepat untuk strategi investasi mereka.
“Simak Juga: Gelombang PHK Melanda, 32.064 Buruh Terkena Dampaknya”