Jejak Cerita – Ketegangan maritim di Laut China Selatan (LCS) kembali memanas dengan bentrokan terbaru antara kapal-kapal China dan Filipina. Pada Minggu, 25 Agustus 2024, kapal penjaga pantai China diduga menabrak dan menembakkan meriam air ke kapal milik Biro Perikanan dan Sumber Daya Perairan (BFAR) Filipina, Datu Sanday Saat. Kapal tersebut sedang dalam perjalanan dari Half Moon Shoal menuju Sabina Shoal di LCS, mengangkut solar, makanan, dan pasokan medis untuk nelayan Filipina di daerah tersebut.
Menurut pernyataan dari satuan tugas (Satgas) Filipina, kapal Datu Sanday mengalami manuver agresif dan berbahaya dari delapan kapal maritim Republik Rakyat Tiongkok (RRT). Satgas Filipina mengungkapkan bahwa tindakan tersebut tidak hanya tidak profesional tetapi juga ilegal. Hal ini menimbulkan risiko serius bagi keselamatan awak kapal dan nelayan yang mereka layani.
“Baca Juga: Super Air Jet Buka Rute Lombok ke Batam dan Semarang”
Satgas Filipina merilis video yang menunjukkan penggunaan meriam air dan dua tabrakan terhadap kapal Datu Sanday. China, yang mengklaim sebagian besar Kepulauan Spratly berdasarkan klaim maritim sembilan garis putus-putus. China menuduh kapal Filipina sebagai pihak yang bertanggung jawab atas insiden tersebut. Juru bicara penjaga pantai China, Gan Yu, mengklaim bahwa kapal Filipina berlayar secara tidak profesional dan berbahaya, yang menyebabkan tabrakan. Gan Yu menegaskan bahwa tanggung jawab sepenuhnya berada di pihak Filipina dan memperingatkan agar Filipina menghentikan pelanggaran dan provokasi.
Bentrokan terbaru ini merupakan yang kedua kalinya terjadi di Sabina Shoal sejak China dan Filipina mencapai kesepakatan sementara untuk mengelola ketegangan di Second Thomas Shoal bulan lalu. Setelah insiden ini, kedua negara berjanji untuk memulihkan kepercayaan dan mencegah konflik terbuka. Kesepakatan sementara tersebut mengizinkan Penjaga Pantai China dan Angkatan Laut Filipina untuk memasok kembali garnisun di Second Thomas Shoal. Filipina telah melaksanakan satu misi pasokan ulang tanpa insiden. Namun, minggu lalu, insiden bentrokan terbaru mengonfirmasi bahwa ketegangan tetap tinggi, dengan tabrakan terjadi di perairan dekat Sabina Shoal. Ini sekitar 60 kilometer timur Second Thomas Shoal dan 140 kilometer barat laut dari Pulau Palawan di Filipina.
Ketegangan di Laut China Selatan terus meningkat, menunjukkan tantangan besar dalam upaya diplomasi dan penyelesaian sengketa di wilayah strategis ini.
“Simak Juga: BCA, 185 Ribu Nasabah Miliki Tabungan Lebih dari Rp 1 Miliar”